PENYAKIT HATI
PAMER DAN WAS WAS
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: IlmuTasawuf
Dosen Pengampu: Atika Ulfia Adlina, M.S.I

Disusun oleh :
Mariya Ulfa (1410110032)
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
JURUSAN TARBIYAH
PAI AC
TAHUN 2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Dimensi ruhani
dalam kehidupan sangat berpengaruh dalam membina dalam perjalanan keimanan,
keislaman, dan keihsanan seorang muslim. Kesalehan amaliyahnya diniai Allah swt
dari subtansi suci di balik niat ubudiyahnya.
Pentingnya wahana
ruhani tersebut, semata karena kalbu, ruh dan jiwa, merupakan eksitensi
terdalam yang senantiasa membutuhkan konsumsi spiritual agar berkembang tumbuh
sehat dan mandiri. sebab pendidikan mental seorang muslim , akan sia sia saja,
apabila tidak mampu mengolah rasa jiwanya sampai pada tahap keluhuran, kesucian
dan kemuliaan yang selaras dengan keteladanan ruhani rasulullah saw.
Pada hakikatnya
diri seseorang tidak terlepas dari penyakit hati seperti pamer dan was was.
pamer pada diri seseorang ada yang disadari dan ada yang tidak disadari.
seseorang ketika memiliki barang benda maka dia akan terdorong hatinya untuk
ingin pamer dan sombong meskipun itu tidak direncanakan. hubungan hati dengan
tubuh laksana raja yang bertahta diatas singgasana yang dikelilingi para
punggawanya. bahwa hati itu sebagai rektor pengendali atau remote control
sekaligus pemegang komando dan dominasinya. pada diri seseorang yang mempunyai
penyakit hati pamer maka tubuhnya dengan tidak sengaja ingin menunjukan
eksistensi barang yang dimilkinya. maka berikut ulasan mengenai penyakit hati
pamer yang tidak disadari ada di hati kita serta penyakit hati waswas dan
solusinya.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari laatar belakang diatas
sebagai berikut :
1.
Apa pengertian
pamer dan was was ?
2.
Bagaimana pandangan
penganut Thariqoh Naqsabandiyah terhadap penyakit hati
pamer dan was was?
3.
Bagaimana solusi yang tepat untuk menghindari
sifat pamer dan was was?
C.
Tujuan
Adapun tujuan penulisan sebagai berikut :
1.
Untuk mengetahui pengertian
pamer dan was was
2.
Untuk mengetahui pandangan
penganut Thariqoh terhadap sikap pamer
dan was was
3.
Untuk mengetahui solusi yang
tepat dalam menghindari sikap pamer dan was was
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi Pamer
dan was was
Definisi pamer secara bahasa adalah memperlihatkan. jika ada
ungkapan “si anu pamer” artinya adalah jika orang tersebut menampakkan amal saleh karena ingin dilihat dan dipuji oleh
orang lain. Pamer atau riya’ dalam Al Qur’an dan As Sunnah adalah peyakit yang
berbahaya.Orang yang pamer adalah manusia yang menampakkan sesuatu yang berbeda
dengan batinnya. Tukang
riya adalah seseorang manusia yang menyimpan karakter ingin menipu dalam relung
batinnya yang busuk.(Dr. Amin An Najar, Mengobati Gangguan Jiwa, hlm. 189)
Para sufi berusaha secara mendalam menelaah pangkal dan akar
jiwa manusia, supaya mereka dapat menyingkap dengan jelas tipuan dan was was
dalam jiwa. At Tustari menyampaikan kepada kita mengenai hakikat tentang was
was. Beliau berkata “ Memikirkan perkara yang telah lalu, berupa janji dan
ancaman, jika tidak dibuat buat tidak dikatakan was was” selanjutnya beliau
berkata “ memikirkan segala sesuatu selain allah adalah kewaswasan. setiap
orangyang hanya bertujuan pada dunia tidak akan selamat dari waswas” sumber
waswas menurut beliau adalah jiwa yang selalu menyuruh pada kejelekan. (Amin An Najar, 2004, hlm. 138)
B.
Pandangan
Thoriqoh Naqsabandiyah Mengenai Pamer dan Waswas
Sebelum
membahas tentang pandangan penyakit hati
oleh tariqoh Naqsabandiyah. Ada baiknya membahas tentang Thoriqoh Naqsabandiyah
terlebih dahulu. Tarekat
naqsyabandiyah ini didirikan oleh Muhammad Bahaal-Dinal-Uwaisial-Bukhorial- Naqsyabandiyah.
Dia lahir di daerah hinduwan dekat bukhara (1317 M) dan wafat pada taun 1399 M.
Di indonesia Tarekat naqsyabandiyah memiliki bebrerapa cabang yaitu
naqsyabandiyah mazhariyah, naqsyabandiyah khalwatiyah , qadariyah wa
naqsyabandiyah. (Prof. Dr. H. Ris'anRusli, MA.,2013 , hlm. 212)
Dalam surat al Isra’ ayat 36 yang artinya : “ sesungguhnya
pendengaran, penglihatan, dan hati semuanya itu akan dimintai pertanggung
jawabannya” hal ini membuktikan bahwa hati adalah sebagai reaktor pengendali atau
remote control sekaligus pemegang komando terdepan (utama).(Dr. Ahmad Faried,1999
, hlm. 15)
Dalam Thoriqoh
Naqsabandiyah asal usul penyakit hati itu semua dari nafsu[1].
amarah juga dari nafsu, pamer dari nafsu.
Nafsu menurut pandangan ini ada tujuh yaitu
2.
Nafsu Mughimmah
3.
Nafsu Mutmainnah
4.
Nafsu Mardiyah
5.
Nafsu Kamilah
6.
Nafsu Amarah
7.
Nafsu Radhiyah
Adapun yang pertama adalah Nafsu La Wammah yaitu nafsu yang
dilarang oleh Allah sebab didalamnya ada larangan Allah yang tidak boleh
dilakukan. diantara Nafsu La Wammah sebagai berikut :
a.
Membicarakan orang lain
b.
Mengumbar nafsu sesuka hatinya
c.
Berbohong
yang didalamnya termasuk munafik
d.
Sombong
e.
Menghina orang lain
f.
Pamer
g.
Dzalim
h.
Lupa terhadap Allah swt
Adapun Nafsu Mughimmah
yaitu nafsu yang dikategorikan baik karena didalamnya mengandung sifat yang
baik seperti cita cita, impian dan harapan orang untuk lebih baik.
Nafsu yang selanjutnya adalah Nafsu Mutmainnah. nafsu ini dikategorikan
sebagai nafsu yang baik karena ingin mendekatkan diri kepada Allah dengan
menenangkan hatinya terlebih dahulu.
Nafsu yang keempat adalah Nafsu Mardiyah. nafsu ini tergantung
pada ridhanya Allah swt. selain itu juga juga dicerminkan lewat tindakannya
yang baik.
Nafsu yang kelima yaitu Nafsu Kamilah.
nafsu ini merupakan pencapaian nafsu yang sempurna
Nafsu selanjutnya yaitu Nafsu Amarah. nafsu identik
dengan tebiasa marah marah. amarah yang dimaksudkan disini adalah amarah yang
berasal dari syaiton. marah adalah kekuatan kesetanan yang dititipkan oleh
Allah pada manusia.
Nafsu yang terakhir adalah Nafsu Radhiyah. nafsu ini
berkat ridha Allah. nafsu radiyah ini seperti nafsu ingin melakukan kewajiban
sholat, sodaqoh, zakat dan puasa ramadhan.
Menurut Mbah Thulabi riya dikategorikan sebagai
nafsu La wammah karena perbuatan yang dilarang oleh Allah. Hal itu harus
dihindari. Sebab mengakibatkan eseorang akan tidak sselamat didunia.
Menurut Mbah Thulabi seorong tokoh penganut thoriqoh
Naqsabandiyah mengatakan bahwa dalam menjalani kehidupan ada 7 perkara yang
menjadikan seseorang sukses di dunia yaitu
1.
Beramal dan
beribadah kepada Allah berdasarkan Al Qur’an
2.
Beramal dan
beribadah kepada Allah berdasarkan As Sunnah
3.
Menjauhi
hal hal yang subhat (wara’)
4.
Menjauhi
perkaara yang dilarang oleh Allah yaitu menjauhi maksiat
seperti maksiat hati “sombong” dan maksiat lisan “ghibah”
5.
Melakukan
taubat dengan melakukan perintah Allah
6.
Menetapi
haq Allah dan haq keluarga seperti bekerja untuk menghidupi keluarga
7.
Jangan
menghina orang lain dan membuat orang lain sakit hati
Dari semua tujuh perkara diatas kita harus melakukannya dengan
hati yang ikhlas karena Allah.
Akibat akibat yang ditimbulkan orang yang suka pamer
yaitu dia akan dijauhi banyak teman dan merasa dirinya lebih dari orang lain.
kata Mbah Thulabi “rumongso apik awake lan amaale kerono dipuji”. tapi
terkadang ada orang yang tidak menydari bahwa dirinya sudah pamer ke orang lain
dengan cara sindiran.
MbahThulabi mengatakan bahwa ada riya yang dibolehkan dan
ada riya yang tidak dibolehkan. salah satu dari riya yang dibolehkan adalah
mengagung agngkan agamanya demi menarik simpati dari agama lain. selain itu
berjuang dijalan Allah dengan pamer akan agama Allah yang rahmatan lil ‘alamin
maka itu termasuk riya yang dibolehkan. Ada juga riya yang suka memamerkan amal
sumbangannya yang berniat agar kaum muslimin lainnya mengikuti jejaknya
melakukan shodaqoh.apabila ia berniat untuk dipuji orang lain maka termasuk
riya yang tidak dibolehkan.Akan tetapi riya yang tidak boleh adalah riyakarena
nafsu semisalnya riya karena barangnya ingin dipuji oleh orang lain.
Adapun sifat waswas yang ada pada diri seseorang timbul
karena khawatir. menurut Mbah Thulabi “setan adalah sumber waswas yang paling asasi”.
Jenis jenis waswas sebagai berikut
1.
Waswas yang
timbul dari pemutarbalikan kebenaran
2.
Waswas sang
hamba timbul karena luapan dan gejolak syahwat
3.
Waswas yang
timbul murni akibat ujaran ujaran tiba tiba (khawatir) ingat keadaan keadaan
yang menekan kuat dan mengingat umpanya seperti selain sholat. . (Dr. Amin An
Najar, Mengobati Gangguan Jiwa, hlm. 139)
C.
Solusi
menghindari sikap pamer dan waswas
Sebelum mendapatkan solusi yang baik dan benar maka hati
seseorang tersebut harus shodiq terlebih dahulu yaitu sifat benarbenar ingin
mendekatkan diri kepada Allah untuk menjadi orang yang dipercaya dan orang yang
benar. Menurut MbahThulabi seseorang yang mampu menghindari sifat sifat tercela
akan menjadi orang yang shodiq[3]
(orang orang yang benar).
Adapun hikmah shodiq (orang orang yang benar ) yaitu
1.
Mendapatkan ilmu yang bermanfaat
2.
Menentramkan hati dan jiwa
3.
Dapat
mengetahui hal hal yaang dianggap buruk dan baik
4.
Melancarkan rizqi
5.
Dapat meningkatkan kualitas ibadah
6.
Bisa
mendapat pahala dari Allah
7.
Mendapat syafaatnya guru
8.
Diberikan
jalan keluar oleh Allah
9.
Dengaan
menerima keagungan Allah maka
diakhirat ia akan tentram dan damai
Solusi yang tepat menghindari ifat pamer adalah
1.
Mendekatkaan diri kepada Allah
2.
Selalu mengingat Allah
3.
Selalu
berdo’a agar sifat pamer tidak muncul dalam diri sendiri
4.
Beribadah lebih tekun
5.
Berdzikir
Cara mengobati kewaswasan sebaagai berikut
1.
Jika sang
hamba memalingkannya dengan dzikir maka kewaswasan tersebut akan sirna dan
terhapus. namun jika sang hamba membiarkannya dengan kelalaian maka ia akan menjadi musuh yang paling
membahayakan.
2.
Selalu
mengingat Allah dimanaa pun berada
3.
Selalu
bertaubat atas kesalahan yang dilakukan.
Adapun manfaat menghindari penyakit hati pamer dan waswas adalah
hati menjadi tentram, damai, dan nyaman ketika berada dimanapun. bisa mendapat
pahala dari Allah yang lebih apabila menghindari sifat sifat yang dilarang oleh
Allah seperti pamer dan waswas.
BAB III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
seseorang tidak akan terlepas dari penyakit hati. salah satu
penyakit hati yang dilarang oleh Allah adalah pamer dan waswas. karena semua
penyakit hati bersumber dari setan. pamer adaah merasa dirinya melebihi dari
orang lain sehingga ia ingin dipuji dengan kelebihannya. sedangkan waswas
adalah kekhawatiran seseorang karena memikirkan segala sesuatu selain Allah.
solusi untuk menghindari pamer dan waswas adaalah selalu
mengingat Allah dan berupaya untuk mendekatkan diri kepada Allah. hikmah
menghindari sifat pamer dan waswas yaitu hatinya menjadi tentram dan damai
karena selalu mengingat Allah selain itu rezekinya akan dilancarkan oleh Allah.
2.
Saran
supaya makalah ini dijadikan motivasi untuk selalu menghindari
sifat sifat yang dilarang oleh Allah seperti pamer dan waswas. selain itu,
supaya pembaca mengerti akibat yang akan ditimbulkan dari sifat pamer dan
waswas. oleh karena itu, kita sebagai makhluk yang diciptakan tidak luput dari
dosa selalu mengingat akan hikmah menghindari penyakit hati pamer dan waswas.
DAFTAR PUSTAKA
An Najar, Amin.2004.Mengobati Gangguan Jiwa.Jakarta:PT Mizan Publika.
Faried, Ahmad.1999.Menyucikan JiwaI.Surabaya:Risalah Gusti.
Rusli, Ris’an. 2013.Tasawuf dan Tarekat.Jakarta:PT Rajagrafindo
Persada.
[1] Nafsu adalah keinginan
manusia yang tersirat dalam akal pikirannya. Secara etimologi
[2] Nafsu la wammah adalah
nafsu yang palig dilarang oleh allah karena menyebabkan manusia masuk kejurang
neraaka daan menyebabkan seseorang lupa terhadapallah swt
[3] Shodiq menurut Al-Qur’an
adalah orang-orang yang terpilih dan beriman kepada oleh karena itu ia disebut
sebagai orang-orang yang benar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar